Cerita Sex Skandal Bonori

Cerita Sex Skandal Bonori

Cerita Sex – Cerita Sex Skandal Bonori, Namaku Indra, saat ini berumur 37 tahun dan ini adalah salah satu kisah nyata skandalku dengan rekan kantor, seorang Istri sekaligus Ibu dari seorang anak.

Berawal ketika aku diterima kerja di salah satu perusahaan yang berkantor di daerah Jakarta Barat, pada saat hari-hari pertama masuk kerja, aku belum mendapatkan ruangan sendiri karena memang belum disiapkan ruangan, secara posisiku di perusahaan tersebut adalah sebagai salah satu manager teknis, sehingga untuk sementara waktu, ruang kerjaku berada di ruangan yang sama dengan kepala HRD yang kebetulan adalah seorang wanita berjilbab, Ibu Irma begitu dipanggilnya.

Awalnya kami tidak banyak berinteraksi disamping tidak adanya urusan, paling hanya sesekali dan itupun juga saling menjaga image karena aku termasuk orang yang pendiam dan tidak pandai berbasa basi..

Hingga sampai lebih dari seminggu ternyata ruangan yang dijanjikan untukku belum juga siap, sehingga aku tetap berada dalam satu ruangan dengan Ibu Irma tersebut, tetapi akhirnya akupun malah mulai menikmati berada di ruangan tersebut karena sesekali aku dapat curi curi pandang ke Ibu Irma, yang kebetulan mempunyai paras wajah manis, hitung – hitung sebagai pemandangan indah di ruangan kerja biar tidak membosankan, begitu pikirku..

Suatu siang, dimana kantor sepi pada saat jam makan siang, aku masih di ruangan karena ada kerjaan yang tanggung untuk segera diselesaikan, tiba-tiba pintu ruangan terbuka yang tak lain adalah Ibu Irma dan dia tampak terkejut melihatku yg masih di berada ruangan..

“Eeehh Pak Indra, kok masih di kantor pak? Sudah makan?”
“Belum bu..”, jawabku.. Tanggung nih kerjaan..

Oohh gitu, eh ini saya barusan beli Roti B*y, boleh kita berbagi pak, buat ganjal perut biar nggak kena magh.. akupun mengiyakan tawaranya..

Dari sinilah pertama kami berdua ngobrol agak intens, dan dari obrolan itu pula kami banyak bercerita tentang keluarga masing2, sehingga aku menjadi tahu statusnya adalah seorang Ibu dengan satu anak dan ternyata kami juga seumuran, 33 th pada saat itu..

Skip…
Pada suatu ketika, kami ditugaskan oleh manajemen untuk melaksanakan audit dan in-house training di salah satu lokasi proyek perusahaan di Batam, dan setibanya kami di Batam yang kebetulan hari itu adalah hari Jumat, kami laksanakanlah tugas site visit kami seharian full, hingga singkat cerita, tugas audit dan in-house training dapat kami selesaikan dengan baik.

Tetapi sungguh tidak terasa, hari ternyata sudah sore dan karena begitu sibuknya kami lupa bahwa flight kami ke Jakarta ternyata maju di jam 17.00 WIB (yang tadinya kami booking di jam 19.00 WIB ternyata terlambat issued dan malah sudah terisi penuh, begitu kira – kira konfimasi dari travel agent kami) sehingga tiket pesawat kembali ke Jakarta di jam 17.00 WIB tersebut tidak mungkin dapat kami kejar dikarenakan jarak lokasi proyek dengan Bandara Hang Nadim yang cukup jauh, akhirnya terpaksa kami putuskan untuk cancel tiket dan kembali ke Jakarta besok paginya..

Singkat cerita kami check in di salah satu hotel mewah di daerah Nagoya, setelah sebelumnya kami telpon dan pergi kesana kemari dengan taxi ke beberapa hotel kelas menengah untuk booking kamar, akhirnya hanya ada 1 kamar yang tersisa itupun di hotel yang high class dengan kamar VIP yang extra large (Baru tahu ternyata pada saat weekend sangat – sangat sulit untuk booking go show cari penginapan di Batam)

Di dalam kamar awalnya kami sama – sama merasa kagok satu sama lain dan hanya saling terdiam grogi, meskipun di dalam kamar extra large dengan double bed ukuran besar, dan terdapat sekat pemisah antara Bed room dengan ruang tamu / sofa depan,,, pun demi menjaga privasi dan kesopanan aku sengaja keluar kamar pada saat Ibu Irma mandi di toilet kamar, begitu pula sebaliknya.. hingga saat kami telah selesai mandi dan sudah agak nyantai aku membuka percakapan sambil basa basi..

Akuu bilang ke Ibu Irma, “Nanti kalau sudah agak maleman saya nginep di tempat temen saja bu, sambil kongkow nggak papa, besok habis subuh saya kembali kesini kemudian kita berangkat ke airport sama – sama” Kataku meyakinkan..

“Lho kok gitu pak” jawabnya.. malah saya takut kalau ditinggal sendirian disini, Bapak kan bisa tidur di sofa atau saya saja yg di sofa juga boleh, nggak papa Pak!” Protesnya nampak kuatir aku tinggal..

“Ohh, ya okelah kalau begitu..”

Skip..
Sudah jam 8 malam, kami hanya saling bermain HP sendiri-sendiri, mau tidur rasanya juga nggak enak dan seketika sadar setelah terasa agak lapar, ternyata dari sore tadi kami hanya ngopi dan belum sempat makan dikarenakan sibuk cari penginapan kesana kemari..

Dan kembali aku lempar basa basi”.. Eh bu, wisata kuliner yuk, kan kita belum makan malam, sambil kita cobain seafood ala batam, tanyaku” ayo Pak.. Jawabnya spontan..

Skip..
Kami makan di salah satu pujasera yang menyajikan menu serba seafood, awalnya pembicaraan kami hanya datar – datar saja, hanya seputar urusan kerjaan hingga Ibu Irma, melempar candaan..

“Eh Pak makan kerangnya jangan banyak-banyak, nanti hormon-nya kalau naik gimana?”
Hahh.. sontak aku kaget dengan candaan seperti itu, tidak biasanya Ibu Irma bercanda, apalagi sampai yang nyrempet – nyrempet seperti itu.., namun aku berusaha tenang dan menguasai keadaan, dengan mimik datar kujawab “.. Ah yang kayak gitu kita kan sudah pengalaman bu, malah sudah males dan cenderung bosan rasanya, elakku..

“Hahaha.. bapak ini ada ada saja, kayak gituan kok bosan, serangnya lagi..” Sepertinya aku sudah mulai grogi, hingga akhirnya kupesan bir Ti*er kalengan, dengan maksud agar sedikit alkohol dapat mengatasi perasaan grogi seperti ini, pikirku..

Obrolan kami lanjutkan dan malam pun semakin larut, hingga reaksi sedikit alkohol yg aku konsumsi tadi mulai agak terasa, “Bu Irma, ngomong ke suaminya nggak kalau kita sekamar di Hotel?” Tanyaku..

“Mmmmm… Ya enggak-lah pak, bisa berantem kalau tau seperti ini.., jawabnya, “Terus Bapak sendiri gimana, ngomong juga nggak sama istri-nya kalau kita sekamar?”

“Enggak..” jawabku enteng sambil nyengir..

Setelahnya, suasana menjadi sangat cair, kami ketawa-tiwi melepas candaan-candaan nakal dan obrolan pun berlanjut menjadi hangat hingga mulai menjurus ke kata-kata romantis dan saling melempar pujian satu sama lain layaknya nge-bokis jenaka seperti yang ada di program acara TV stand up komedi, bahkan sampai menjurus ke pembicaraan yang panas atau bahasa SSI tetapi terkemas dalam setiap canda yang kulontarkan,,

“Ihhh.. Bapak lucu juga orangnya ya? … Lucu dan asyik” katanya.. Dan akhirnya posisi duduk kami yang awalnya berjauhan, entah bagaimana menjadi sangat – sangat dekat bahkan aku beranikan diri mengekspresikan candaan dengan menggenggam jemari Ibu Irma,, tak disangka genggamanku pun dibalasnya,.

“Ah.. Lampu hijau nih” gumanku, hingga akhirnya aku tawarkan untuk kembali ke kamar, “Sudah malam nih bu, gimana kalau kita istirahat, balik ke hotel ya”..
Iya Pak, nggak terasa.. habisnya asyik sih, jawabnya..

Dalam perjalanan pulang, entah siapa yang memulai kami sudah saling bergandeng tangan dan setelah tiba dikamar, sesaat setelah pintu kamar kami tutup, lagi – lagi entah siapa yang memulai, mungkin dorongan hasrat 2 anak manusia yg berlainan jenis dan berada dalam satu kamar, hingga sejurus kemudian kami sudah berciuman, yang tadinya hanya french kiss dan bertatapan saja, menjadi ciuman yang sangat panas dan dahsyat penuh gairah seperti layaknya ABG yang baru pertama pacaran, tanganku melingkar di pinggang Ibu Irma dan perlahan turun ke bagian buah pantat Ibu Irma sampai terasa garis CD-nya karena saat itu Ibu Irma mengenakan gamis terusan dengan bahan yang tipis..

Bu Irma, begitu bersemangat, ciumanya padat dan sesekali terasa menghisap kuat bibir ini.. Secara bersamaan aku remas buah pantat Ibu Irma dan dia melenguh “owhhhh…” Sambil menggigit tipis bibir bawahnya seperti merasakan nikmat atas remasan tanganku di pantatnya, tidak mau kalah dia raih kepala gesper yang aku kenakan, untuk kemudian berusaha dilepasnya, akupun balas dengan ciuman di area buah dada Ibu Irma, dan lagi dia melenguh “owhhh Pak… Emmmhhh…” kemudian tanpa terasa celana jeans yg aku kenakan sudah turun selutut hingga tinggal CD dan penis yang nampak tegang dibaliknya, seperti tidak sabar ingin lepas dan mencari sarangnya..

Perlahan kepala bu Irma turun ke pangkal paha, sambil diremas buah pelirku, mulutnya seperti mencari cari ujung atau kepala penisku, sesaat kemudian dibukalah CD-ku, dan kulepas sendiri bajuku.. Sekarang aku sudah telanjang full, tetapi Bu Irma masih mengenakan gamisnya bahkan jilbab yang dia kenakan juga tak kunjung dilepas,.. Akhirnya pelan pelan kusingkap gamisnya hingga sebatas pinggang.. Sambil kugesekkan jari tengahku ke bagian tengah dari pangkal paha Bu Irma, jariku seperti berjalan sendiri layaknya mencari alur lobang vagina bu Irma, terasa basah.. sepertinya bu Irma sudah sangat terangsang.. tetap dengan kepala penisku yang sudah mulai dikulumnya, aku melihat bu Irma sudah seperti kesetanan dan terangsang sangat dalam, sesekali dia melenguh sambil melepas kulumanya..

Cerita Sex Lainnya:  Cerita Sex Janda Cina
Cerita Sex Skandal Bonori
Cerita Sex Skandal Bonori

https://ceritasex1.com/wp-content/uploads/2020/07/Cerita-Sex-3-5.jpg

“Owwhhh… Uhmmmm mmmhhh…” hingga akhirnya kusingkap dan kulepas penuh gamisnya ke atas, beserta jilbabnya (OMG dia tampak cantik dan anggun, dengan rambut sebahu yang tak pernah kulihat sebelumnya), sejurus kemudian BH yang dikenakan juga menyusul kulepaskan kait-nya..

Sekarang, payudara bu Irma tampak seperti dua gunung yang tegak menantang, tidak terlalu besar dengan areola hitam yang khas, mulailah kuhisap puting bu Irma…

“Owhhhhh Pakkkk… Mmmmhhhhh…” Bu Irma, sangat menikmati, kulihat wajahnya seperti sudah tidak bisa ditahan lagi.. Bibirnya kembali digigit sendiri, seperti mengekspresikan kenikmatan yang luar biasa.. Perlahan jilatanku mulai turun ke perut dan “OMG..”, sepertinya bu Irma lagi hamil muda terlihat perutnya sedikit buncit.., tetapi aku hanya diam dan tidak menanyakanya, takut kalau merusak mood pada saat moment seperti ini.. Hingga akhirnya aku turunkan CD-nya yang konvensional (bukan jenis lingerie bukan pula jenis G-string) Dan terpaparlah jelas bentuk vagina Ibu Irma yang dikelilingi oleh rambut yang agak tebal, karena lampu saat itu memang belum dimatikan.. Langsung kuberikan oral ke vagina bu Irma, ” owhhhhh owhhh pakkkkk… Mmmhhhh enakkkk pakkk…” Bu Irma kembali seperti kesetanan dengan oral yang kuberikan namun itu tidak lama, karena bu Irma menarik saya ke bed dan mengatur pencahayaan lampu agar tidak terlalu terang, malu katanya sambil tersipu.. Kemudian bu Irma meminta posisi 69, bu Irma pun seperti melahap penisku hingga hampir tertelan penuh.. Sesaat kemudian Ibu Irma sudah memposisikan gaya missionary dan memancingku untuk memulai.., pelan namun pasti kugesek – gesek mulut vagina bu Irma dengan kepala penisku hingga mulut vaginanya menjadi basah, slep..slep..slep begitu suara yang ditimbulkan,

“Mmmmhhhhh pakkkk, masukin doooonggg pakkk….. Mhhh”.. Sambil menggoyangkan pinggulnya bu Irma mulai meracau.. Sesaat kemudian kumasukkan penisku perlahan… Sleppppp.. lancar masuk penuh tanpa kesulitan karena vagina bu Irma sudah sangat basah dan licin, owhhh… hangat terasa penisku di dalam vaginanya..

“Mmmhhhhh.. Owhhhh Pakkk enak Pakk.. Sambil meracau bu Irma, menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama pompaan penisku yang keluar masuk dengan ritme yang pelan, hingga kutambah kecepatan ritme pompaan bu Irma tampak menikmati dan mempercepat goyangan pinggulnya mengikuti ritme permainanku, sampai sekitar 3-4 menit kemudian, aku merasa seperti akan muncrat keluar sehingga seketika kucabut penisku, agar tidak kelepasan, karena sepertinya bu Irma sedang menikmati dan belum ada tanda tanda orgasme..

Kuberikan lagi oral dengan lidahku yang masuk dan memainkan bibir lobang vagina hingga menghisap klitorisnya.. “Owhhh owhhh uuughhhh mhhhh..” Kembali bu Irma meracau, dan kuteruskan permainan oral hingga sekitar 2- menitan,, kemudian setelah tadi aku merasa sudah akan keluar, Sekarang sepertinya sudah cooling down dan siap untuk memompa vagina bu Irma kembali.. kubimbing posisi bu Irma untuk nungging setengah berdiri di sisi bed, dan kembali kumasukkan penisku dengan posisi doggy, perlahan namun pasti penisku keluar masuk vagina bu irma dengan doggy, diikuti goyangan pantat bu Irma seperti ingin mencari posisi G-spotnya sendiri.., gerakan doggy kami semakin kencang dan mengencang..

Bu Irma kembali meracau “Owhhh Owhh ahhhhhhh uhhhhh ahhh Pakkk… Owhh enak sekali pakkk… Yang kenceng pakk tambah kencengggg….” Plek,, plek, plek, plek, plek…, begitu suara penisku dan vagina bu Irma beradu, hingga tangan kanan bu Irma meraih buah pelirku dari bawah dan berusaha untuk menarik – narik kecil… Dalam hatiku, binal juga bu Irma ini, padahal keseharianya selalu berpakaian tertutup rapat dengan jilbab, bahkan rajin dan selalu tepat waktu dalam beribadah, secara kami se-ruangan dikantor sehingga aku sangatlah hafal bagaimana keseharianya..

Kuraih payudara bu Irma yang nampak menggantung dalam posisi doggy style setengah berdiri seperti saat ini, sambil kuremas dan kupilin putingnya yang terasa makin mengeras.. Bu Irma pun masih meremas buah pelirku dari bawah dan menggoyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan lebih kencang, plek.. plek.. plek.. plek.. plek…

“Mmmhhhh owhhh pakkk, owhhh enakk pakk, mmhh…” “He’em.. iyaaa buuu.. Mhhh memek Ibu juga enak sekali owhhh” begitu kujawab agar bu Irma semakin terangsang… Hingga sampai 3-4 menit kemudian aku kembali merasakan laharku akan segera muntah… Akhirnya kuturunkan tempo permainan agar (lagi-lagi) tidak kelepasan, secara belum terlihat ada tanda-tanda bu Irma akan mendapatkan orgasmenya..

Kami rubah posisi, aku sengaja berbaring di bed, dan bu Irma pun segera tanggap, mungkin menganggap aku sudah lelah sehingga terbaring pasrah.. Lalu dia menyusul dengan mengangkangiku dan bersiap dengan posisi WOT..

“Owhhh pakkk… ” kulihat wajah manisnya, mata bu Irma sedikit terpejam dan tidak lupa menggigit kecil bibir bawahnya sendiri, hingga akhirnya penisku dibimbing dan dimasukkanya secara penuh.. Bu Irma mulai menggoyangkan pinggul dan pantatnya maju mundur,, naik turun,, sambil sesekali berputar – putar layaknya penari ular,,, tanganya mengenggam jemariku erat, sambil terus menggoyangkan pinggulnya, bu Irma mencondongkan tubuhnya ke arahku hingga dalam posisi berciuman, namun sesaat kemudian seperti dia ingin memberikan payudaranya, akupun bereaksi dan langsung kuberikan lidahku memainkan putingnya, kemudian melahap payudaranya, menghisap bagaikan bayi yang sedang menetek ibunya..

Bu Irma kembali meracau.. “..Owhhhhh ahhhhhaa ohhh ahhh.. Mhhhh Pak,,, enakkkk Pak… Hhhmmm…” Iya buu..” Lagi – lagi kuberikan pujian, “Memek Ibu juga enak sekali… Owhhh”.. Begitu binalnya bu Irma menggoyangkan pinggulnya nyaris tanpa henti bahkan terkesan mempercepat goyangnya…, semakin cepat dan makin cepat.., kembali aku memposisikan mulut untuk menetek payudaranya dari bawah, sambil meracau, bu Irma berbisik..

“Owhhh pakkk,,, sayyyyaaa..,, sayaaaa mau dapettt pakk… Mhhhhh owhh..” Iya bu saya juga, “kita keluarin sama – sama ya bu?” “Hmmmm…” seakan sudah tak bisa bersuara lagi, bu Irma hanya mengangguk tanda mengiyakan.., sambil mempertahankan goyangan dengan sesekali memutar pantatnya, seketika kulepas gengaman tangan-nya dan kedua telapak tanganku berpindah meremas buah pantat bu Irma dengan tujuan menambah kencang ritme goyangan panta bu Irma Sambil menekan penuh penisku dalam vagina bu irma,,, cplek, cplekk, cplek.. ,cplekk..

“Owhhhhhhhhh pakkkk… Pakkk.. saiiyya.., sayya mau dapettt pakkk… Ditambahnya speed goyangan pantat bu irma kali ini dengan full speed, goyangan pantat bu Irma begitu luar biasa, semakin cepat dan cepat, goyangan Ibu Irma dengan ritme gerak maju – mundur, maju – mundur…, hingga tibalah akhirnya….. “Owhhhhhhhhh.. OOOoowhhhhhhhhhh.. Owhhhh.. Aahhhhhh …” Ibu Irma nampak seperti melolong tinggi dan matanya tidak terpejam tetapi hanya tampak putihnya saja, ketika dia mendapatkan orgasme yg sepertinya sangat dahsyat, disaat yg sama aku juga menyemprotkan sperma ke dalam vagina bu Irma, Cretttt.. Crettt…,

Sesaat kemudian bu Irma roboh di tubuhku untuk memberikan mukanya, dan sambil kuberikan ciuman mesra, seketika kutanya, “enak bu?”.. Mhhh (Sambil tersipu),, iyaaa pak.. enak,, enak banget pak.. Jawabnya lemas, Sambil meneteskan air mata…,

Sampai saat ini akupun tak tahu, apa maksudnya air mata itu, apakah bu Irma terlalu emosi dan menikmati? Atau? Apakah dia merasa bersalah dengan suaminya?? Entahlah..

Begitulah hingga kami ulangi lagi dan bahkan pagi harinya sebelum berangkat ke bandara, kami sempatkan quickie menikmati permainan dari seorang Ibu satu anak yg keseharianya sangat sopan dan tertutup rapat, dan ternyata memang benar, saat itu Ibu Irma tengah hamil 3 bulan, ya,, tengah hamil anak ke-2..

Semenjak saat itu, setiap kali ada kesempatan, sedikit apapun waktu, kita sempatkan untuk bercinta hingga akhirnya ketika dia mengambil cuti dan kemudian melahirkan, akupun putuskan untuk mengakhiri hubungan terlarang ini.. Sampai kapan? Entahlah, biar waktu yang akan menjawab..

Catatan;
Dari kejadian diatas, kita bisa simpulkan betapa seorang istri alim dan sopan sekalipun, yang sepertinya tidak mempunyai masalah apapun dengan pasanganya, bahkan terlihat sangat bahagia dengan kehidupan keluarganya.. Masih dapat tergoda karena adanya kesempatan, oleh karena itu Waspadalah!!, meminjam istilah bang napi..
“..Perselingkuhan dapat terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tetapi karena ada kesempatan..”
Bagiku sungguh mempercayai hal ini, kalau tidak ada kesempatan kita sekamar di Hotel, tidak pernah terbayang, bahkan dalam mimpi sekalipun, aku bisa bercinta dengan Ibu Irma teman kantorku ini..