Cerita Sex Memek Cewek Bispak

Cerita Sex Memek Cewek Bispak

Cerita Sex – Cerita Sex Memek Cewek Bispak, Namaku Firman saat ini usiaku sudah menginjak 27 tahun, dan sudah bisa dibilang cukup mapan untuk soal pekerjaan. Karena papaku memang memiliki perusahaan yang dia handle sendiri dan aku bekerja di perusahaan yang sama dengannya, meskipun aku merupakan anak tunggal tapi kini aku lebih memilih tinggal sendirian di sebuah apartemen yang cukup mewah.

Dengan alasan ingin mandiri akhirnya mamaku yang tidak menyetujui ideku itu luluh juga. Walau begitu sebagai orang tua dia juga sering datang ke tempatku namun tidak pernah menginap, dan aku juga sering membawa wanita yang aku kencani ke apartemenku ini. Melakukan hubungan intim seperti dalam cerita ngentot sudah biasa aku lakukan dengan banyak wanita tentunya.

Karena meskipun sudah berulang kali memiliki hubungan yang dianggap pecaran dengan seorang gadis, tapi hingga saat ini aku belum menemukan yang benar-benar menyentuh hatiku. Padahal ada beberapa wanita yang dekat denganku, mulai dari yang lembut hingga yang binal sekalipun ada. Tapi aku belum menemukan tambatan hati yang sesungguhnya untuk aku jadikan pendampingku.

Bahkan mama juga mencarikan beberapa wanita padaku “Firman.. akhir minggu ini kamu jangan kemana-mana.. mama sudah ada janji sama temen akan mempertemukan kamu dengan putrinya yang baru datang dari luar negeri..” Aku hanya tersenyum lalu aku peluk mama ” Ma.. sudah deh.. Firman bakal nyari sendiri” Tapi mama tetap saja ngotot untuk menjodohkan aku dengan gadis anak temannya itu.

Sedangkan aku masih saja berkencan dengan banyak wanita, dan melakukan adegan cerita sex seperti biasanya. Hingga pada suatu hari ketika aku berada di club yang sering aku datangi aku mengenal sosok gadis yang aku dengar dia anak baru, Dinda namanya pertama kali aku lihat aku sudah tertarik padanya. Dan sudah menjadi kebiasaanku jika aku tertarik langsung saja aku ajak kencan.

“Hai..kamu asli Jakarta?” tanyaku ketika aku sudah membawanya ke dalam mobil menuju apartemenku “Nggak mas. saya dari kampung dan baru tadi siang nyampek Jakarta.” katanya dengan wajah masih menunduk. Aku pikir apa benar gadis ibi masih perawan karena tadi aku di minta untuk membayar lebih katanya Dinda masih perawan dan Dinda bilang dia baru sampai di kota ini.

Sampai di tempatku aku langsung mengajaknya untuk masuk dan ketika aku masuk ke dalam kamar mandiku. Ternyata dia juga masuk sambil melepas pakaiannya satu persatu ” sSekarang mas..?” katanya sambil menatapku, aku pun tidak dapat berkata apa-apa. Apalagi saat dia mulai meraba tubuhku. Bagai pemain cerita mesum yang sudah piawai akupun meladeninya dengan memberikan sentuhan padanya.

Rupanya sentuhanku membuatnya bergairah diapun mendesah “OOuuugghhh…oouugghhh. maasss.. aaaggghhhh… aaaggghhhh.. aaaggghhh…” Begitu terus saat aku mulai menyentuh area sensitifnya dan aku terus meremas bagian toketnya yang terasa masih empuk dan hangat walaupun ukurannya masih tidak seberapa. Dinda terlihat menikmati nakalnya tanganku.

Aku terus meremas toketnya hingga akhirnya tanganku sudah berada di dalam celana dalamnya sedangkan bibirku terus mengulum bibirnya “Oooouugghhh…..   ooouuuggghhhhhh….. aaaaggggghhhhhh……    aaagggghhhhhh….. aaaagghgghhhhh…  aaaggggghhhhh…” Dinda bergelinjangan bagai cacing kepanasan, bahkan mulunya mangap-mangap begitu aku lepas lumatan bibirku.

Cerita Sex Lainnya:  Cerita Sex Ngentot Dengan Kak Bella

Kemudian aku mengulumnya lagi dan diapun membalasnya meskipn agak belepotan juga, aku tau kalau dia belum berpengalaman melakukan adegan cerita sex ini. Terlihat jelas dari perulakukanya hingga akupun semakin takin setelah aku mencoba memasukkan kontolku yang begitu sulit, bahkan aku membasahi memeknya dengan ludahku namun tetap saja tidak bisa menerobosnya.

Dinda membuka matanya dan berkata lirih “Kenapa mass.. Dinda nggak bisa ya..” katanya menatapku dengan kesedihan. “Tidak sayangg..  Dinda belum pernah melakukan hal ini sebelumnya?” tanyaku sambil membelai wajahnya dia mengangguk dan aku percaya hal itu kemudian aku melanjutkan kembali memasukkan kontol kui dengan di batnu tanganku dan aku melebarkan paha Dinda juga.

Hingga setelah beberapa kali mencoba “Uuuggghhh… aaaagggghhhhh…. akhirnyaaaa…. masuk juga sayaangg..” kataku dan masih terdiam setelah itu aku pun bergerak perlahan di atas tubuhnya, Dinda agak menjerit “ooouuuggghhhhh…ooouuggghhhh… sakiiiittt mmasssss… ooouughhhh….” AKu menghentikan gerakanku dan kembali bergerak setelah Dinda bilang “Teruskan mas… ayoo lagii.. ”

Aku pun bergerak perlahan hingga Dinda tidak lagi menjerit namun kini dia mendesah layaknya pemain dalam adegan cerita dewasa abg. Dan aku terus menikamti memek perawan ini apalagi aku melihat ada darah segar dan keluar dari dalam memeknya “Ouuggghhh…. ooouuuggghhhh… sayaanggggg…. aaagggghhhh…..aagggghhhh…aaggghhh… ”

Saking nikmatnya akupun tidak sanggup untuk menahan lebih lama lagi “Oooouuggghhhh…..Cintaaaa…   aagagghhhhhh…aaggghhhh…. aaggghhh…” Muncrat spermaku dalam kemaluannya dan aku rasa begitu banyaknya, akupun memeluk tubuh Dinda yang terasa hangat. Bahkan aku tertidur di pelukannya dan terbangun di pagi hari ketika aku mendengar suaranya membangunkan aku.

Aku menatap wajahnya yang sudah segar setelah mandi, tanpa make up wajahnya terlihat begitu cantik dan manis “Mas.. maaf saya mau langsung pulang.. takut di marahi tante Ita..” Aku tersentak kaget, kini aku sadar kalau gadis ini adalah gadis bispak yang baru saja datang ke kota ini “Ya… sama saya saja.. kamu belum mengenal jalan kota ini kan..” Dia mengangguk deng wajah menunduk malu.

Aku pun mengantar Dinda ke tempat aku mengenalnya dan bukan untuk mengantarnya begitu saja, tapi aku mencari mucikari yang membawanya ke kota ini. Dengan negosiasi yang lumayan lama akhirnya aku mendapatkan Dinda dengan nominal yang cukup tinggi yang di minta muncikarinya. Setelah aku keluar dan mengajaknya pulang dengan lugu dia jawab “Lha mass.. saya katanya kerjanya malam bukan siang hari..”.

Aku menarik tangannya dan ketika dia sudah bangun dari duduknya, aku menatapnya dan berkata “kamu tidak lagi bekerja disini.. kamu akan tinggal bersamaku selamanya..” Dia tidak mengerti maksud perkataanku namun aku melihatnya menangis.

Aku segera memeluknya dan segera membawanya ke sebuah hotel yang tidak jauh dari tempatku karena aku harus mencuri hati mama terlebih dahulu untuk tinggal bersama dengan Dinda.